Semua bermula ketika saya kecil, membaca artiket di majalal bobo mengenai New Zealand. Melihat gambar gambar dan membacanya membuat saya bermimpi untuk berada disana. Sebuah negara yang di dalam artiket tersebut di gambarkan sebagai sebuah surga di dunia, dimana setiap sudut kotanya terlihat begitu Indah, orang orang yang ramah dan tidak ada kejahatan. Gambaran itu begitu melekat di benak saya yang membuat saya kecil mulai berandai andai untuk berada di sana suatu hari kelak.

Ketika itu, mimpi untuk pergi ke New Zealand tidak mungkin saya ceritakan kepada siapapun. Saya tidak bisa berkata kepada orang tua saya bahwa saya ingin ke new zealand. Saya berasal dari kota kecil bernama Gombong di jawa tengah. Untuk pergi ke jakarta pun itu suatu yang sangat jarang di lakukan oleh keluarga atau pun teman teman lainnya. So, untuk membicaran mimpi saya ke New Zealand, itu suatu yang mustahil. Mimpi itu saya pendam seiring dengan berjalannya waktu menuju dewasa.

6 tahun berlalu ketika saya memutuskan untuk sekolah di Bandung. Disitu wawasan saya semakin bertambah. Saya banyak bertemu teman teman yang sudah "biasa" menginjakan kaki ke negeri lain. Hingga suatu ketika menjelang selesai masa sma, teman saya mengajak untuk pergi ke education expo. Disitu saya sangat tertarik mendengarkan cerita cerita mengenai sekolah di luar negri. Dan yang lebih menarik lagi saya mendengar bahwa kita bisa sekolah di new zealand - negara impian saya.

Akhirnya, saya memutuskan untuk mengambil brochure - brochure dan membawanya ke rumah. Saya mencoba untuk menceritakan hasil penemuan saya ini kepada orang tua dan kakak saya. Seperti banyak kasus, tidak semua anggota keluarga setuju. Pro dan kontra itu ada, tapi saya beruntung mempunyai orang tua yang " open minded" dan percaya. Singkat cerita, mimpi saya akhirnya terwujud untuk menginjakan kaki saya di negri dongeng impian saya New Zealand. Saya belajar bahasa inggris di new zealand selama 6 bulan, kemudian melanjutkan study saya di Australia selama 3.5 tahun, lalu bekerja di Scotland selama 1 tahun sebelum akhirnya memutuskan untuk kembali ke Indonesia.



- Posted using BlogPress from my iPad

Tidak ada komentar: